free web tracker Hari Air Sedunia, PDAM Sulit Capai Bandung Timur, Barat, Selatan - Distributor Pipa | Depopipa - PT. Golden Piping Indonesia
Warga Berharap WTP PDAM di Batuah Kukar Segera Terwujud
March 22, 2017
Air PDAM Jadi Kecokelatan, Warga Protes
March 30, 2017
Show all

Hari Air Sedunia, PDAM Sulit Capai Bandung Timur, Barat, Selatan

Akses terhadap air bersih masih menjadi persoalan klasik bagi masyarakat perkotaan. Seperti warga Kota Bandung yang mengeluhkan pelayanan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening. Berbagai keluhan itu seperti pasokan air yang kecil dan tak lancar hingga air yang hanya mengucur pada dinihari.

“Kalaupun ada keluar, ngocornya cuma sebesar lidi,” kata Arie Nugraha warga perumahan di daerah Ujung Berung, Bandung timur yang mengomentari instalasi PDAM yang sudah terpasang di rumhanya selama 12 tahun.

Sehari-hari, Arie dan tetangganya mengandalkan air tanah yang disedot dengan mesin pompa. Namun airnya berwarna kuning. “Airnya merusak pakaian dan nggak layak diminum,” ujarnya, Rabu, 15 Maret 2017.

Nasib yang sama dialami Sukarno, di komplek perumahan Jalan Terusan Buah Batu, Cipagalo, Kota Bandung selatan. Lebih parahnya lagi, jaringan PDAM belum menjangkau daerah itu. Sebagai gantinya, warga kompleks menjadi pelanggan sumur artesis.

Tapi air dari sumur artesis warnanya keruh kekuningan karena tingginya zat besi. Seperti air gambut, residu air juga meninggalkan endapan dan mengotorkan ember atau bak. Air kuning itu dipakai buat mandi, cuci, kakus, juga mencuci kendaraan. “Buat masak dan minum pakai air galon,” katanya, Kamis, 16 Maret 2017.

Bukan hanya wilayah Bandung timur dan selatan, kawasan barat pun mengalami masalah pasokan air PDAM. Arie mengaku, orang tuanya yang tinggal di sekitar Jalan Jatayu, Kota Bandung, harus meronda untuk menunggu air yang hanya mengalir pada pukul 01.00 dinihari.

Setengah jam sebelumnya sudah harus siap membuka keran. “Kalau telat memble. Selama 28 tahun tinggal di sana tidak ada perubahan,” ujarnya.

Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi mengakui, air baku selama ini sulit meluncur ke wilayah selatan, timur, dan barat Kota Bandung. “Karena jaraknya cukup jauh dari instalasi pengolahan air di sini, sudah keburu dipakai orang lain sebelum sampai ke sana,” kata dia di kantornya, 16 Maret 2017. Tempat pengolahan air PDAM dan kantor pusatnya terletak di Jalan Badak Singa, daerah utara Bandung.

Jumlah pelanggan air PDAM Kota Bandung kini tercatat 156.766 orang. Menurut Sonny, jumlah sebanyak itu telah menjangkau 72 persen dari jumlah penduduk, misalnya 2,4 juta orang pada 2015. “Itu pun mengalirnya tidak 24 jam. Ada yang 12 jam, 4 jam, bahkan ada yang masih dua hari sekali,” kata dia.

Adapun tingkat kebocoran air baku PDAM masih cukup tinggi, lebih dari 40 persen. Kebocoran itu utamanya akibat pipa pecah karena umurnya telah 25 tahun lebih sehingga rapuh.

PDAM Tirtawening Kota Bandung, memiliki puluhan sumber air, dari sungai, mata air, juga sumur artesis. Namun begitu, jumlah total debit airnya belum memadai hingga ratusan pelanggan baru tiap bulan harus antre menunggu giliran.

Tahun ini, PDAM Kota Bandung mulai melakukan studi kelayakan pada semester pertama untuk membangun enam instalasi pengolahan air (IPA) skala kecil. Lelang proyek ditargetkan pada semester kedua.

Tujuan IPA itu, kata Sonny, untuk meningkatkan kualitas layanan ke pelanggan lama sekaligus menambah pelanggan baru. Sumber airnya berasal dari beberapa sungai terdekat seperti Cikapundung di daerah Antapani, dan Citepus, serta Cinambo.

Diperkirakan debit air yang bisa diperoleh PDAM berkisar 20-60 liter per detik. Dengan angka rata-rata 40 liter per detik, olahan air baku tersebut bisa digunakan bagi 4.000 pelanggan. “Target tahun ini harus di atas 20 ribu pelanggan baru,” katanya.

PDAM Tirtawening Kota Bandung, saat ini juga menjalin kerjasama bisnis dengan Perusahaan Daerah Tirta Jawa Barat untuk memasok tambahan debit air sebanyak 200 liter per detik. “Secara teori, air sebanyak 1 liter per detik bisa untuk 100 pelanggan,” kata Sonny.

Menurut dia, debit air yang diolah PDAM sejauh ini belum konstan dan stabil. Pengaruh musim kemarau yang panjang lebih dari enam bulan misalnya, menurunkan pasokan air hingga sekitar 50 persen.

Sumber : tempo.co

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *